Friday, March 8, 2013

Sahabat Tak Direstui


            Akhir-akhir ini Kurni sering sekali marah-marah kepada Diyanty adiknya, hal itu dikarenakanSety, teman Hardi mulai mendekati adiknya itu. Suatu hari sepulang sekolah Sety dengan Faqih pergi ke rumah Dhyanty, niatnya akan mengajak Dhyanty ke rumah Nur, namun belum sampai di depan pintu Seti dan Faqih sudah di hadang oleh Kurni.

 “Mau apa kamu kemari ha!” sentak Wawan.
 “Kami ini Cuma mau ajak hardi!” balas Faqih.
             “Dia tidak ada dirumah, lebih baik kamu pergi saja!” Wawan membalas kembali.
 “Bohong...!” teriak Seti.
 “Sabar Seti, jangan marah-marah, lebih baik kita pergi saja, mungkin dia tidak ada dirumah” bujuk Faqih kepada Seti.
 Akhirnya Faqih dan Seti pun pergi ke rumah Nur dan meniggalkan rumah Dyanty.
            Sesampai di jalan Faqih dan Nur bertemu dengan Dyanty yang sedang pulang dari les.
“Dyanty...” panggil Seti sambil  mendekati hardi dan Faqih mengikuti.
“Ada apa?” Tanya Dyanty.
“begini lo, kami mau mengajak kamu kerumah Nur. Kamu mau tidak?” tanya Seti.
“Memang ada apa di rumah Nur?” tanya Seti kembali.
“kami ingin mengajak kamu belajar bersama?” sahut Faqih.
 “Baiklah tapi pulangnya jangan terlalu larut malam” kata Dyanty.
“Baiklah, ayo kita mulai berangkat!” ajakan Seti Sambil mereka bertiga berjalan kaki menuju rumah Nur.
            Sesampai dirumah astuti mereka belajar bersama sambil menceritakan tentang kejadian sewaktu dirumah Dyanty.
“Eh tau gak, tadi kita dimarahin sama Awan, kakak lo itu har” kata seti.
“Masa sih?” Kata Diyanty dengan raut wajah kaget.
“Kamu nggak percaya? Ha! Kata faqih
“eeeeh.. sudah, mending kita lanjutkan belajar kelompoknya saja!” Kata Nur.
Beberapa menit kemudian.
“Kurang ajar si Diyanty itu, sudah dibilang jangan keluyuran malah ngeyel!” bisik Kurni kepada dirinya sendiri sambil bersembunyi di semak-semak.
Kurni kemudian pergi pulang kerumah dan meninggalkan rumah Nur.
“Iya ya, ini dimakan? Tawaran Nur Sambil menyodorkan makanan yang telah diwdahi toples.
“Iya trimakasih!” Sahut Dyanty
“Minumnya juga di minum ya!” Nur menawarkan kembali.
“Nanti juga aku minum kok” Sahut Faqih
Akhirnya mereka pun juga bersiap untuk meninggalkan rumah Nur, karena waktu sudah petang.
“Sudah ya, sudah mau pulang nih” kata Diyanty.
“ya sudah ayo kita pulang!” balas dedi sambil membereskan buku.
“Ya sudahlah aku juga mau makan malam” Sahut deni sambil juga membereskan buku.
Mereka pun bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya di rumah Diyanty langsung makan malam, kakak Diyanty sedang tidak ada di rumah. Diyanty langsung menyalakan televisi, tiba-tiba kakak Diyanty pulang ke rumah.
“Diyanty! Kemana kamu tadi ha!” bentak kakaknya sambil memelototi Diyanty.
“Aku tadi Cuma belajar kelompok kok?” sahut Diyanty.
“Sama siapa kamu tadi ha!” balas Kurni.
“sama temen-temen kok.”
“Bohong!” bentak Kurni.
“Kamu kenapa sih kok selalu marah-marah sama aku.” Tanya Diyanty.
“Karena kamu mulai mendekati orang-orang yang tidak aku sukai!”kata Kurni
“Maksud kakak?”Sahut Diyanty dengan kata yang kaget.
“ah.......aku gag mau tau pokoknya kamu harus jauh dari mereka!kata kurni dengan membentak Diyanty.
Dyanty pun akhirnya langsung pergi ke kamar tidurnya. Malam harinya ketika kurni sedang tidur di kursi depan televisi, diam- diam Dyanty pergi kemeninggalkan rumah.
Pagi harinya ketika kurni kaget. Karena Dyanty tidak ada di kamarnya. Kurni akhirnya hanya duduk diam dikursi dan merenungi masalahnya.
            “Assalamualaikum...” teriak Nur sambil mengetuk pintu.
            “Ada apa?” sahut kurni sambil membuka pintu.
            “Dyanty ada nggak?” tanya Nur.
            “Dyanty sudah pergi Nur” sahut Kurni.
            “Memangnya kemana?” Tanya Nur.
            “Entahlah, mungkin dia marah, sama aku, karena aku tadi malam memarahinya” kata kurni.
            “Ya sudah aku berangkat pulang dulu ya!” kata Nur.
            “Silahkan!” jawab kurni sambil menutup pintu.
            Akhirnya Dyanty tidak kunjung pulang, kurnipun tinggal sendirian di rumah sambil merenungi kesalahanya.

TAMAT

No comments:

Post a Comment