Akhir-akhir ini Kurni sering sekali
marah-marah kepada Diyanty adiknya, hal itu dikarenakanSety, teman Hardi mulai
mendekati adiknya itu. Suatu hari sepulang sekolah Sety dengan Faqih pergi ke
rumah Dhyanty, niatnya akan mengajak Dhyanty ke rumah Nur, namun belum sampai
di depan pintu Seti dan Faqih sudah di hadang oleh Kurni.
“Mau apa kamu kemari ha!” sentak Wawan.
“Kami ini Cuma mau ajak hardi!” balas Faqih.
“Dia tidak ada dirumah, lebih baik kamu pergi
saja!” Wawan membalas kembali.
“Bohong...!” teriak Seti.
“Sabar Seti, jangan marah-marah, lebih baik
kita pergi saja, mungkin dia tidak ada dirumah” bujuk Faqih kepada Seti.
Akhirnya Faqih dan Seti pun pergi ke rumah Nur
dan meniggalkan rumah Dyanty.
Sesampai di jalan Faqih dan Nur
bertemu dengan Dyanty yang sedang pulang dari les.
“Dyanty...”
panggil Seti sambil mendekati hardi dan
Faqih mengikuti.
“Ada
apa?” Tanya Dyanty.
“begini
lo, kami mau mengajak kamu kerumah Nur. Kamu mau tidak?” tanya Seti.
“Memang
ada apa di rumah Nur?” tanya Seti kembali.
“kami
ingin mengajak kamu belajar bersama?” sahut Faqih.
“Baiklah tapi pulangnya jangan terlalu larut
malam” kata Dyanty.
“Baiklah,
ayo kita mulai berangkat!” ajakan Seti Sambil mereka bertiga berjalan kaki
menuju rumah Nur.
Sesampai dirumah astuti mereka
belajar bersama sambil menceritakan tentang kejadian sewaktu dirumah Dyanty.
“Eh
tau gak, tadi kita dimarahin sama Awan, kakak lo itu har” kata seti.
“Masa
sih?” Kata Diyanty dengan raut wajah kaget.
“Kamu
nggak percaya? Ha! Kata faqih
“eeeeh..
sudah, mending kita lanjutkan belajar kelompoknya saja!” Kata Nur.
Beberapa
menit kemudian.
“Kurang
ajar si Diyanty itu, sudah dibilang jangan keluyuran malah ngeyel!” bisik Kurni
kepada dirinya sendiri sambil bersembunyi di semak-semak.
Kurni
kemudian pergi pulang kerumah dan meninggalkan rumah Nur.
“Iya
ya, ini dimakan? Tawaran Nur Sambil menyodorkan makanan yang telah diwdahi
toples.
“Iya
trimakasih!” Sahut Dyanty
“Minumnya
juga di minum ya!” Nur menawarkan kembali.
“Nanti
juga aku minum kok” Sahut Faqih
Akhirnya
mereka pun juga bersiap untuk meninggalkan rumah Nur, karena waktu sudah
petang.
“Sudah
ya, sudah mau pulang nih” kata Diyanty.
“ya
sudah ayo kita pulang!” balas dedi sambil membereskan buku.
“Ya
sudahlah aku juga mau makan malam” Sahut deni sambil juga membereskan buku.
Mereka
pun bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya
di rumah Diyanty langsung makan malam, kakak Diyanty sedang tidak ada di rumah.
Diyanty langsung menyalakan televisi, tiba-tiba kakak Diyanty pulang ke rumah.
“Diyanty!
Kemana kamu tadi ha!” bentak kakaknya sambil memelototi Diyanty.
“Aku
tadi Cuma belajar kelompok kok?” sahut Diyanty.
“Sama
siapa kamu tadi ha!” balas Kurni.
“sama
temen-temen kok.”
“Bohong!”
bentak Kurni.
“Kamu
kenapa sih kok selalu marah-marah sama aku.” Tanya Diyanty.
“Karena
kamu mulai mendekati orang-orang yang tidak aku sukai!”kata Kurni
“Maksud
kakak?”Sahut Diyanty dengan kata yang kaget.
“ah.......aku
gag mau tau pokoknya kamu harus jauh dari mereka!kata kurni dengan membentak
Diyanty.
Dyanty
pun akhirnya langsung pergi ke kamar tidurnya. Malam harinya ketika kurni
sedang tidur di kursi depan televisi, diam- diam Dyanty pergi kemeninggalkan
rumah.
Pagi
harinya ketika kurni kaget. Karena Dyanty tidak ada di kamarnya. Kurni akhirnya
hanya duduk diam dikursi dan merenungi masalahnya.
“Assalamualaikum...” teriak Nur
sambil mengetuk pintu.
“Ada apa?” sahut kurni sambil
membuka pintu.
“Dyanty ada nggak?” tanya Nur.
“Dyanty sudah pergi Nur” sahut
Kurni.
“Memangnya kemana?” Tanya Nur.
“Entahlah, mungkin dia marah, sama
aku, karena aku tadi malam memarahinya” kata kurni.
“Ya sudah aku berangkat pulang dulu
ya!” kata Nur.
“Silahkan!” jawab kurni sambil
menutup pintu.
Akhirnya Dyanty tidak kunjung
pulang, kurnipun tinggal sendirian di rumah sambil merenungi kesalahanya.
TAMAT
No comments:
Post a Comment